News & Research

Reader

Greenback Relatif Stabil Pasca Rilis Jobs Data AS, Yen Melempem Lagi
Monday, May 06, 2024       08:38 WIB

Ipotnews - Dolar secara umum relatif stabil, Senin, karena laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lemah meningkatkan spekulasi Federal Reserve mungkin masih memangkas suku bunga dua kali tahun ini, sementara yen sedikit melemah di awal minggu ini.
Pekan lalu, yen mencatat kenaikan mingguan terkuat dalam lebih dari 17 bulan menyusul dua dugaan intervensi pemerintah Jepang untuk menarik mata uang tersebut menjauh dari level terendah dalam 34 tahun di 160,245 per dolar, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (6/5).
Pagi ini, yen melorot 0,43% menjadi 153,62 per dolar, setelah menyentuh level tertinggi tiga minggu di 151,86 pada sesi Jumat, karena dolar tertekan setelah data ketenagakerjaan.
Pasar China ditutup selama tiga hari minggu lalu. Namun yuan di pasar offshore menguat karena terdepresiasinya dolar setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS melemah, Chairman Fed Jerome Powell mengkonfirmasi bias pelonggaran bank sentral dan Jepang melakukan intervensi untuk mendorong yen lebih tinggi.
Yuan di pasar offshore terakhir berada di posisi 7,1959 per dolar, dan melesat lebih dari 1% pekan lalu.
Jepang tutup untuk hari libur nasional, Senin, seperti halnya Inggris, kemungkinan besar akan mengakibatkan volume yang lebih ringan. Namun karena otoritas Jepang memilih periode tenang minggu lalu untuk melakukan intervensi di pasar yen, trader akan waspada sepanjang hari.
Lebih dari 9 triliun yen yang diprediksi dikucurkan oleh Bank of Japan untuk menopang yen yang melemah minggu lalu hanya bertahan untuk sementara waktu, kata analis, karena pasar masih memandang unit tersebut sebagai mata uang jual.
Laporan mingguan komitmen trader Commodity Futures Trading Commission menunjukkan trader non-komersial, kategori yang mencakup perdagangan spekulatif dan hedge fund, mengurangi short position yen mereka menjadi 168.388 kontrak berjangka pada pekan yang berakhir hingga 30 April, masih dekat dengan posisi bearish terbesar mereka sejak 2007.
Kendati Jepang memiliki kapasitas untuk melakukan intervensi lebih banyak, lingkungan makro yang lebih luas masih cukup negatif bagi yen, menurut analis Goldman Sachs, dan mencatat bahwa intervensi "sukses" hanya akan berjalan sejauh ini.
"Tetapi, buying time masih berharga, karena mengurangi potensi gangguan ekonomi akibat penyesuaian nilai tukar dan dapat menstabilkan mata uang tersebut sampai latar belakang ekonomi menjadi lebih mendukung JPY," katanya.
Data Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan sepanjang April dan kenaikan upah tahunan turun di bawah 4,0% untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun, karena tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja meningkatkan optimisme bahwa the Fed dapat merancang kebijakan "soft landing" bagi perekonomian.
Pasar sekarang memperkirakan pemotongan sebesar 45 basis poin tahun ini, dengan penurunan suku bunga pada November sudah diperhitungkan sepenuhnya.
The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil pada akhir pertemuan kebijakan moneter dua harinya, sesuai ekspektasi, namun mengisyaratkan bahwa pihaknya masih condong ke arah penurunan suku bunga, bahkan jika hal tersebut mungkin memakan waktu lebih lama dari perkiraan semula.
"Meski inflasi kemungkinan akan tetap mendekati 3% dibandingkan 2% tahun ini, kami memproyeksikan penurunan inflasi cukup untuk memenuhi standar pemotongan suku bunga the Fed pada musim panas," kata analis Citi.
"Kasus untuk pemotongan suku bunga akan lebih kuat jika jika kita benar bahwa penurunan lapangan kerja pada April merupakan tanda pelemahan lebih lanjut."
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang rivalnya, berada di posisi 105,12, setelah menyentuh level terendah tiga minggu di 104,52, Jumat.
Euro naik 0,07% menjadi USD1,0765, sedangkan poundsterling terakhir di USD1,2547, menguat 0,02%. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM